6 Fakta Lembaga Pengelola Investasi Bernama INA – Presiden Jokowi resmi melantik jajaran Direksi Indonesia Investment Authority (INA) di Istana Merdeka, Jakarta pada 16 Februari 2021.
6 Fakta Lembaga Pengelola Investasi Bernama INA
irregulartimes – Jokowi menunjuk Ridha Wirakusumah yang pernah menjadi Dirut PT Bank Permata Tbk sebagai Dirut LPI.
Jokowi berkata: “INA dikelola oleh putra-putri terbaik di negeri ini yang berpengalaman di kancah karier internasional. Orang-orang ini ditangkap oleh panitia seleksi kepala perburuan profesional.”
Berikut beberapa Fakta Lembaga Pengelola Investasi Bernama INA yang dihimpun Liputan6.com pada Rabu (17/2/2021).
1. Ridha Wirakusumah sebagai Direktur Utama LPI
Presiden Jokowi memperkenalkan jajaran Direksi Lembaga Manajemen Investasi (LPI) organisasi pengelola dana abadi (SWF) terbesar di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/2).
Permata Tbk Ridha Wirakusumah, Direktur Utama PT Bank, menjadi Direktur Utama LPI.
Jokowi juga menunjuk mantan direktur keuangan PT Pertamina (Persero) Arief Budiman sebagai wakil direktur utama LPI. Kemudian, dewan lainnya disumpah hari ini.
Mereka adalah Country Risk Manager Citibank Indonesia (Marita Alisjahbana) sebagai Direktur Risiko LPI, Mantan Direktur Keuangan Tbk Eddy Porwanto Persero, Direktur Keuangan LPI, dan Crader Stefanus Ade Hadiwidjaja sebagai Direktur Pelaksana LPI.
Aturan terkait LPI tercatat dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 2020 dan PP Nomor 74 tentang Dana Awal Lembaga Pengelola Investasi tahun 2020. Kedua peraturan tersebut ditandatangani oleh Kepala Negara pada 14 Desember 2020 dan diundangkan pada 15 Desember 2020.
Dalam PP tersebut ditetapkan bahwa Dewan Pengawas terdiri dari Menteri Keuangan dan Ketua beserta anggotanya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan tiga orang dari kalangan profesional, dan Dewan Pengawas merupakan anggota.
Sebelumnya, Jokowi telah membentuk Panitia Pengawas LPI pada Rabu (27/1). Mereka adalah Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan dan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN.
Kemudian, tiga profesional yang ditunjuk Jokowi adalah Yozua Makes, Darwin C Noerhadi dan Haryanto Sahari sebagai panitia pengawas LPI. Pelantikan tersebut dilakukan sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 6 (Kepres) Tahun 2021.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengharapkan LPI bisa meningkatkan nilai aset negara dan BUMN. Alasan bertambahnya aset tersebut karena investor internasional sudah mengucurkan dananya ke LPI.
Menurutnya, menambah aset merupakan hal yang penting. Karena dapat meningkatkan produktivitas dengan mengelola aset tersebut dalam jangka pendek dan panjang.
Baca juga : Akibat Hujan Deras 7 Wilayah di Indonesia Ini Terkena Banjir
2. Ciptakan Iklim Investasi yang Aman dan Nyaman
Sejak Rida terpilih sebagai ketua dewan direksi LPI yang baru, ia berkomitmen untuk menciptakan lingkungan investasi yang nyaman dan aman di dalam negeri, memungkinkan investor untuk berdatangan.
Ia mengatakan: “Hal pertama yang ingin saya tekankan adalah kami ingin menciptakan lingkungan investasi yang nyaman dan aman agar mereka dapat berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia.”
Ridha menegaskan LPI saat ini mencari dana modal, bukan dana pinjaman. Pendanaan dapat berasal dari sumber daya pemerintah yang baik dan bersih.
“Tentunya tugas kedua ini, kalau bisa atas nama SWF semua dana yang diamanahkan kepada kita (jika memungkinkan) akan terus bertambah, jadi itu merupakan dana abadi yang bisa terus menjadi anak sejahtera dan senantiasa. semuanya cucu, “jelasnya.
3. LPI cari dana modal, bukan Pinjaman
Direktur Utama dari Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Otoritas Investasi Indonesia (INA) mengatakan, pihaknya mencari dana pembangunan yang bisa memberikan nilai tambah bagi semua pihak, bukan dana pinjaman.
“Saya ingin tegaskan bahwa yang kita cari adalah dana modal, bukan dana pinjaman.” Ridha mengatakan: “Kalau bisa dana nilai tambah tentu juga akan datang dari sumber tata kelola (bersih) good governance. ”
Ridha yang memiliki pengalaman kepemimpinan di perusahaan multinasional ini menekankan akan menciptakan sebuah lingkungan investasi yang baik di Indonesia sehingga seorang investor akan merasa nyaman dan juga percaya diri.
“Oleh karena itu mereka bisa bersama-sama berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia, dan prospek pembangunan Indonesia sangat luar biasa. Baik dari segi demografi, skala maupun potensi bisnis,” ujarnya.
4. Dana abadi Pembangunan
Direktur Pelaksana LPI juga merencanakan ingin menggunakan dana INA untuk dana pembangunan. Deretan direksi LPI secara resmi memulai bekerja pada hari ini, terlebih dulu akan membentuk sebuah landasan kerja agar pengurus LPI dapat bekerja secara profesional dan berintegritas.
Ridha berkata: “Menurut saya yang paling penting adalah membangun sebuah perusahaan yang lengkap dengan profesionalisme yang tingkat tinggi, serta membangun lingkungan tata kelola yang benar-benar kuat di bawah bimbingan dewan pengawas kami, dan kemudian merumuskan kebijakan yang akan kami buat.”
Ridha yakin LPI akan mempertimbangkan berbagai proyek yang potensial di Indonesia ke depan untuk menarik investor. Ia juga akan berkoordinasi dengan Panitia Pengawas LPI, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir.
“Kami telah menetapkan banyak daftar infrastruktur. Jika saya dapat mengutip Pak Eric sedikit, kami mungkin dapat memperoleh dana sekitar $ 9,5 miliar.
Tapi, tentu saja, kami akan mempertimbangkan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa proyek tersebut dapat benar-benar memberikan keuntungan besar bagi kami dan rekan investor kami, “kata Ridha.
LPI ini menerima Rp 15 triliun dari pemerintahan dalam APBN 2020 dan tahun ini Rp 15 triliun lagi. Kemudian, LPI juga mendapat Rp 45 triliun dalam bentuk transfer saham (inbreng) tahun ini.
LPI akan menggunakan modal awal Rp 75 triliun sebelum akhir tahun ini untuk memulai kerja sama mengumpulkan investasi dan mencari mitra pembangunan Indonesia.
5. Fokus Bangun infrastruktur Jalan tol
Direktur LPI Ridha Wirakusumah mengatakan sesuai amanah, sektor infrastruktur menjadi salah satu hal yang akan digandeng investor dalam pembiayaan. Salah satu prioritas saat ini adalah jalan tol.
Ia menjelaskan dalam jumpa pers yang digelar di Istana Negara, Selasa (16/2/2021), “Ada banyak infrastruktur serta harus jangka panjang, kedepan kita fokus ke jalan tol.”
Dia mengatakan, alasan dari pemilihan jalan tol dikarenakan departemen memiliki pengaruh yang cukup banyak. Sehingga nilai investasi dari pembangunan jalan tol sangatlah tinggi.
Ia menjelaskan: “Tapi untuk tol itu pun saya masih harus bicara detailnya selaku Dirut. Kita harus bertemu dan juga bekerja sama dengan pemilik dari jalan tol, baik itu Waskita, Hutama, Wika, Jasa Marga.”
Ia menyatakan ingin bekerja sama dengan BUMN jika investor memasukkan modalnya. Ia mengatakan: “Oleh karena itu, kita harus selalu bekerja sama sebagai pemilik untuk mengoptimalkan jalan tol itu. Cuma dengan cara inilah kita bisa melihat kemajuannya.”
Ia menegaskan, LPI tidak hanya mencari pendanaan. Pasalnya, LPI berharap bisa bekerja sama dengan investor untuk meningkatkan kinerja, sehingga jalan tol tersebut lebih baik meski sudah dalam kondisi baik.
Sebaliknya, jika ada dana dari luar, investasi pembangunan jalan tol akan lebih cepat, lebih baik, dan lebih optimal. Bagi masyarakat Indonesia, nilai tambahnya lebih cepat.
Baca juga : 5 Fakta Tantangan Sulitnya Pemulihan Ekonomi di Tahun 2021
6. Pemerintah Tak Berutang ke Investor
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menegaskan bahwa Lembaga Pengelola Penanaman Modal (LPI) merupakan alat investasi baru bagi negara. Oleh karena itu, calon mitra LPI harus bersama dalam berinvestasi atau berinvestasi di Indonesia.
Sri Mulyani dalam jumpa pers di Istana Negara Jakarta, Selasa (16/2/2021): “Kami tidak meminjam uang, tapi mereka berinvestasi bersama kami.”
Sri Mulyani mengatakan, pendirian LPI merupakan cara agar pemerintah tidak terlalu bergantung leverage atau pinjaman. Oleh karena itu, karena LPI merupakan investasi bersama, maka diperlukan proses yang cukup detail.
Dia berkata: “Investasi pasti akan membutuhkan sebuah proses yang sangat rinci.”
Menkeu menambahkan, didalam proses pendiriannya LPI, pemerintah ini telah memperoleh bermacam keuntungan dari investor di beberapa reksa dana besar di dunia. Mereka semua mengungkapkan keinginannya tersebut bahkan mengungkapkan keinginannya untuk berusaha meningkatkan nilai LPI.
Dia mengungkapkan : “Maka karena itu kami sudah mempunyai beberapa dana, dan bahkan ada yang menulis langsung kepada Menteri Eric dan untuk menyatakan minatnya.”
Sri Mulyani ini menyadari bahwa LPI memiliki sebuah potensi yang sangat besar. Oleh karena itu, pemerintah masih menahan dan juga masih mempertimbangkan bermacam kepentingan investor di seluruh dunia.
Dia berkata: “Tapi mungkin untuk tujuan kami hari ini, kami akan ditutup karena saya pikir kami akan menyelesaikan pembangunan rumah sambil menyelesaikan pertukaran teknis.”